Bikin Penasaran: Cinta Yang Menyamar Sebagai Dendam



Hujan gerimis menyelimuti kota Shanghai di abad ke-21, sama seperti dulu, di istana megah Dinasti Tang yang kini hanya tinggal kenangan kabur di benak Li Wei. Dulu, ia adalah Putri Lian, pewaris takhta yang dikhianati kekasihnya sendiri, Jenderal Zhao. Ingatan itu datang bagai pecahan kaca, menyakitkan namun memaksa ia mengingat. Aroma teh Long Jing di kedai teh tua, suara seruling bambu yang mendayu, semuanya memicu kilasan-kilasan masa lalu.

Li Wei, yang kini seorang kurator museum seni kuno, selalu merasa ada yang kurang. Hatinya berdenyut aneh setiap kali melihat lukisan Jenderal Zhao, lukisan yang ia simpan rapat-rapat meski benci memenuhi relungnya. Jenderal Zhao, sang pengkhianat, kini terlahir kembali sebagai Zhao Yi, seorang kolektor seni kaya raya yang sering berkunjung ke museum tempat Li Wei bekerja.

Awalnya, Li Wei berusaha menghindar. Namun, tatapan Zhao Yi begitu intens, seolah ia pun merasakan sesuatu yang familiar, sebuah déjà vu yang kelam. Mereka mulai berbicara, membahas seni, sejarah, dan tanpa sadar, saling membagikan potongan-potongan ingatan yang samar.

Li Wei menyadari, Zhao Yi tidak mengingat semuanya. Ia hanya merasakan tarikan yang kuat, dorongan untuk mendekat, tanpa tahu alasan sebenarnya. Di sinilah Li Wei menemukan peluangnya. Balas dendamnya tidak akan berupa pedang atau racun, melainkan sebuah keputusan.

Zhao Yi berencana membeli koleksi lukisan Dinasti Tang yang baru ditemukan. Koleksi itu sangat berharga, dan Li Wei tahu ia bisa meyakinkan dewan museum untuk tidak menjualnya kepada Zhao Yi. Ia akan menghancurkan impian Zhao Yi, sama seperti Zhao Yi menghancurkan hidupnya dulu. Ia akan memastikan ambisi Zhao Yi hancur berkeping-keping.

Li Wei menggunakan keahliannya, pengetahuannya, pesonanya, untuk mempengaruhi keputusan dewan. Ia berpidato dengan penuh semangat, menjelaskan betapa pentingnya koleksi itu bagi warisan budaya bangsa. Akhirnya, dewan memutuskan untuk menolak tawaran Zhao Yi.

Zhao Yi marah, kecewa, namun ia tidak menyerah. Ia mendekati Li Wei, memohon agar ia membantunya. Di mata Zhao Yi, Li Wei melihat kerentanan, keputusasaan yang sama seperti yang pernah ia rasakan saat dikhianati.

Di titik inilah, Li Wei membuat keputusannya. Ia tidak akan membiarkan Zhao Yi menderita seperti dirinya. Ia tidak akan membalas dendam dengan cara yang sama. Ia akan memaafkan, meski ingatan akan pengkhianatan itu selalu membayangi.

"Maaf, Zhao Yi," ucap Li Wei pelan, "keputusan sudah final."

Zhao Yi menatapnya dengan tatapan kosong, lalu berbalik dan pergi. Li Wei menyaksikan punggungnya menjauh, dan ia tahu, sesuatu telah berubah.

Ia memutuskan untuk berhenti bekerja di museum. Ia akan pergi, memulai hidup baru, menjauh dari bayang-bayang masa lalu. Ia tahu, ia tidak bisa menghapus ingatan itu, tapi ia bisa memilih bagaimana ia akan meresponsnya.

Di dalam surat pengunduran dirinya, Li Wei menulis satu kalimat: "Kita akan bertemu lagi, di kehidupan yang lain, dan saat itu, mungkin, kita akan benar-benar saling mengenal."

You Might Also Like: Como Convertir Dias Horas En Excel Set

Post a Comment

Previous Post Next Post